Sisik Katuranggan Ayam Bangkok Antara Mitos & Realitas

Ditulis oleh Bayu Segara

Sisik adalah salah satu bagian seni dari ayam adu yang banyak diperhatikan oleh penggemarnya. Sisik bagus, rapih atau serem mempunyai keunikan masing-masing di hati sang pemilik. Nah, karena sisik ini pula, ada yang namanya istilah katuranggan sebagai bentuk dari seni pengamatan terhadap berbagai sisik yang ada.

Katuranggan, banyak yang bilang hanyalah sebuah mitos namun tidak sedikit yang mempercayainya. Banyak terjadi perdebatan tentang realita sebenernya dari kebenaran teori katuranggan ini. Sebagai contoh, sisik Naga Banda pukulannya menyakitkan hingga membuat musuh berlari. Bagi yang mempunyai ayam ini serta melihat bukti hasil pukulannya membuat musuh lari maka dia akan percaya. Namun bagi yang tidak percaya, pasti ada sanggahan. Misalnya karena tulangan si Naga Banda yang baik atau karena musuhnya tidak terawat atau apalah alasan lainnya. Tak apa, yang namanya percaya atau tidak percaya itu biasa.

Namun sebagai jalan tengah, mari kita berasumsi-asumsi. Karena yang mempercayai dan tidak mempercayai katuranggan itupun berasumsi. Karena kalau bilang percaya atau tidak percaya, masing-masing punya pola pikir yang berbeda. Punya alasan pembenaran yang beda pula. Dengan berasumsi, setidaknya ada gambaran realita dari si katuranggan ini.

Asumsi satu.
Sisik batu rante, ada seorang blogger (http://ayam-bangkok-com.blogspot.com/2013/06/ayam-tarung-sisik-buaya-lawan-ayam-tunggal-telur-satu.html?m=1) yang mengasumsikan seorang petinju tanpa sarung tangan sedangkan sisik lain pake sarung tangan. Sakitan mana pukulannya?
Jawaban:
Asumsinya adalah pukulan yang tidak memakai sarung tangan lebih sakit daripada yang memakai sarung tangan. Abaikan besarnya tenaga, karena kita bicara tentang tangan terbuka dan tangan tertutup sarung. Sudah itu saja. Kalau berasumsi bahwa tenaga diperhitungkan, maka asumsi satu ini bisa jadi asumsi satu, dua dan seterusnya.

Asumsi dua.
Apakah ketika kita mau membeli ayam adu, kita beli secara serampangan saja. Yang penting kelihatan berkualitas dan tahu silsilahnya tanpa cek fisik?
Jawaban:
Bagi kebanyakan penggemar ayam adu asumsinya adalah tidak. Pasti lihat keseimbangan kaki, badan, jumlah jari pecah sama atau tidak dan lain sebagainya yang dianggap sebagai ayam baik. Abaikan pembelinya adalah seorang amatir.

Asumsi tiga.
Jika anda disuruh memilih sisik ayam katuranggan dengan sisik ayam biasa yang masing-masing penampilannya bagus dan mempunyai trah juara, kira-kira mau pilih yang mana?
Jawaban:
Asumsinya adalah sebagian besar pasti memilih yang memiliki katuranggan. Sebab sisik katuranggan adalah sisik seni ataupun sisik yang langka.

Asumsi empat.
Apakah kita merasa ragu ketika mengadukan ayam kita yang tanpa taji atau taji tumpul dengan ayam musuh yang punya taji panjang dan runcing?
Jawaban:
Asumsinya adalah ragu. Karena kita berpikir bahwa nanti ayam kita cepat sobek, sedang ayam musuh lama sobeknya.

Asumsi lima.
Apakah kita ragu mengadukan ayam muda dengan yang tua?
Jawaban:
Asumsinya adalah ragu. Beda pengalaman dan kekebalan sepertinya berpengaruh.

Mungkin begitulah asumsi-asumsinya. Nah bagi yang percaya atau tidak percaya dengan sisik katuranggan ada sebuah pertanyaan.

Banyakan setuju atau tidak dengan asumsi tersebut?

Bagi yang percaya katuranggan, jika jawabannya iya, kita memang percaya 100% tentang katuranggan.

Bagi yang tidak percaya, namun kita banyak membenarkan asumsi di atas. Oalaaah… Ternyata sebenarnya kita mempercayai katuranggan tanpa menyadarinya!

Sekian bahasan tentang sisik katuranggan. Misalnya pembaca tidak setuju, jangan diambil hati yaa.. wong namanya juga asumsi-asumsi hehehe…

Tinggalkan komentar